DITINGGALKAN ORANG TUA BUKANLAH PENGHALANG KESUKSESAN SANG PEMENANG

DITINGGALKAN ORANG TUA

BUKANLAH PENGHALANG KESUKSESAN SANG PEMENANG

Oleh : Muhammad Fais

          Orang tua memang menentukan perkembangan seseorang.berbagai pandangan psikologi dan riset telah membuktikan hal ini,jika kita perhatikan secara saksama, berbagai gangguan kesehatan terutama psikologi penyebabnya bisa diruntut dari keluarga. Perlakuan janin dalam kandungan misalnya, akan berpengaruh terhadap sifat-sifat yang dimiliki setelah dia lahir. Bahkan dengan suatu teknik psikologi yang terjadi pada bulan-bulan awal kehamilan ( usia tiga bulan kehamilan).

Dalam ilmu psikologi juga dikatakan bahwa ibu dan ayah memilki peran masing-masing yang signifikan terhadap perkembangan anak. Peran keduanya sama- sama mempengaruhi perkembangan intelektual dengan cara yang berbeda. Seorang ibu membantu perkembangan intelektual anak melalui perhatian dan bahasa, sedangkan ayah membantu perkembangan intelektual anaknya melalui sikap sebagai teman. Ayah banyak mengajarkan anak kemandirian dengan memberikan kepercayaan untuk melakukan sesuatu secara mandiri.

Bagaimana dengan ketidakhadiran ayah dalam pengasuhan? Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa ketidakhadiran ayah dalam pengasuhan menjadikan anak-anak lamban dalam menanggapi keinginan dan kebutuhan, sering melanggar peraturan, dan prestasi yang rendah. Walaupun ketidakhadiran yang dimaksud bukan karena perceraian atau meninggal, tetapi kurangnya perhatian ayah terhadap pengasuhan ternyata berpengaruh besar dalam perkembangan potensi anak. Barangkali itulah hikmahnya Allah membolehkan perceraian tetapi sekaligus Allah membenci perceraian.

Betapapun demikian, bukan berarti ketiadaan orangtua sejak kecil menjadikan penderitaan bagi seseorang. Ketiadaan bimbingan dan perhatian orang tua sejak kecil tidak bisa serta merta dijadikan kambing hitam untuk menyalakan Allah. Banyak contoh mereka yang tidak berjumpa dengan orangtua sejak kecil namun mereka menjadi orang yang berhasil.

Lihatlah kisah B.J. Habibie yang harus hidup tanpa bimbingan dan perhatian dari ayahnya sejak berusia 14 tahun. Ibunya yang menyemangati dan bertekad kuat agar Habibie kelak menjadi orang besar dan bersekolah diluar negeri. Inilah penyulut semangat saat merasakan kelelahan, dan pendongkrak kembali kepercayaan diri saat kekerdilan jiwa menghampiri. Kita  bisa lihat Habibie di kemudian hari. Seorang sosok yang kemasyurannya kini tidak hanya terkenal di Indonesia tapi bahkan dunia pun mengakui kehebatannya. Memiliki beberapa hak panten dalam bidang kedirgantaraan, menginisiasi pembuatan pesawat terbang di Indonesia hingga akhirnya diangkat menjadi presiden  Republik Indonesia merupakan karya – karya nyata yang telah beliau ukir dalam lembaran sejarah bangsa

Bahkan Rasulullah Saw tidak pernah menjumpai ayahanda tercinta,karena ayahnya meninggal dalam suatu perjalanan pulang dalam berdagang.Disusul kemudian ibunda tercinta ketika beliau kira-kira berumur 5 tahun. Berturut-turut diasuh oleh kakek beliau dan terakhir paman beliau. Namun karakter tangguh dan semangat juang beliau untuk merubah kondisi saat itu ditambah predikat Al – amin yang beliau milki mampu mengantarkan masyarakat dunia ke sebuah peradaban yang mencerahkan dan penuh keadilan hingga islam pun tetap hadir ditengah – tengah masyarakat dunia hingga saat ini .

Senantiasa ada hikmah dibalik peristiwa.”Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpanya.”Sepertinya,mereka yang dianugerahi menjadi orang besar terbiasa hidup dengan penuh cobaan sebelum akhirnya mereka meraih keberhasilan. Seperti kelayakan sebelum mahkota kebesaran dianugarahkan.

kominfo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *